Tugas Fisiologi Tanaman
Defisiensi Unsur
Hara
Kelompok 5
Disusun oleh :
1. Akhmad Bustamil (20110210049)
2. Inayatul Lutfi (20110210047)
3. Novanda Agung Kurnia (20110210001)
4.
Rifqi
Khoirul Anam (20110210009)
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
A.
Penelusuran
Defisiensi Unsur Hara
Kekurangan
salah satu atau beberapa unsur hara akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman
tidak sebagaimana mestinya yaitu ada kelainan atau penyimpangan-penyimpangan
dan banyak pula tanaman yang mati muda.
Gejala
kekurangan ini cepat atau lambat akan terlihat pada tanaman, tergantung pada
jenis dan sifat tanaman. Ada tanaman yang cepat sekali memperlihatkan
tanda-tanda kekurangan atau sebaliknya ada yang lambat. Pada umumnya pertama-tama
akan terlihat pada bagian tanaman yang melakukan kegiatan fisiologis terbesar
yaitu pada bagian yang ada di atas tanah terutama pada daun-daunnya.
Bila
tidak ada faktor lain yang mempengaruhi, maka tanda-tanda kekurangan unsur hara terlihat sebagai berikut:
1. Kekurangan unsur hara Nitrogen (N)
- Warna daun hijau agak kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini mulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun selanjutnya berubah menjadi kuning lengkap, sehingga seluruh tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan. Jaringan daun mati dan inilah yang menyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan.
- Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil.
- Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, seringkali masak sebelum waktunya.
- Dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil.
- Dalam keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi kering, dimulai dari bagian bawah terus ke bagian atas.
2. Kekurangan unsur hara Fosfor (P)
v
Terhambatnya pertumbuhan sistem
perakaran, batang dan daun.
v
Warna daun seluruhnya berubah
menjadi hijau tua/keabu-abuan, mengkilap, sering pula terdapat pigmen merah
pada daun bagian bawah, selanjutnya mati. Pada tepi daun, cabang dan batang
terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning.
v
Hasil tanaman yang berupa bunga,
buah dan biji merosot. Buahnya kerdil-kerdil, nampak jelek dan lekas matang.
3.
Kekurangan unsur hara
Kalium (K)
Defisiensi/kekurangan
Kalium memang agak sulit diketahui gejalanya, karena gejala ini jarang ditampakkan
ketika tanaman masih muda.
v
Daun-daun berubah jadi mengerut
alias keriting (untuk tanaman kentang akan menggulung) dan kadang-kadang
mengkilap terutama pada daun tua, tetapi tidak merata. Selanjutnya sejak ujung
dan tepi daun tampak menguning, warna seperti ini tampak pula di antara
tulang-tulang daun pada akhirnya daun tampak bercak-bercak kotor (merah
coklat), sering pula bagian yang berbercak ini jatuh sehingga daun tampak
bergerigi dan kemudian mati.
v
Batangnya lemah dan pendek-pendek,
sehingga tanaman tampak kerdil.
v
Buah tumbuh tidak sempurna, kecil,
mutunya jelek, hasilnya rendah dan tidak tahan disimpan.
v
Pada tanaman kelapa dan jeruk,
buah mudah gugur.
v
Bagi tanaman berumbi, hasil
umbinya sangat kurang dan kadar hidrat arangnya demikian rendah.
Khusus untuk tanaman padi, gejala kekurangan unsur Kalium dapat
dijelaskan sebagai berikut:
v
Daun
Daun tanaman padi yang kekurangan Kalium akan berwarna hijau gelap
dengan banyaknya bintik-bintik yang warnanya yang menyerupai karat.
Bintik-bintik itu pertama-tama muncul pada bagian atas daun yang sudah tua,
ujung daun dan tepi daun menjadi seperti terbakar (necrotic), berwarna coklat
kemerahan atau coklat kuning. Daun-daun tua, khususnya di tengah hari akan
terkulai dan daun-daun muda menggulung ke arah atas dan memperlihatkan
gejala-gejala kekurangan air.
v
Batang
Batang tanaman padi yang kekurangan Kalium akan tumbuh pendek dan
kurus. Dan kebanyakan varietas-varietas padi yang kekurangan Kalium lebih mudah
rebah.
v
Akar
Pertumbuhan akar biasanya sangat terbatas, ujung akar akan tumbuh kurus
dan pendek, dan akar selalu cenderung berwarna gelam dan hitam. Akar-akar
cabang dan akar rambat sangat kurus dan selalu memperlihatkan gejala pembusukan
akar.
v
Bulir dan Malai
Pertumbuhannya akan pendek dan umumnya mempunyai persentase kehampaan
buah yang tinggi. Sedang jumlah bulir yang berisi untuk setiap helainya akan
rendah, bulir-bulir padi akan berukuran kecil dan tidak teratur bentuknya, mutu
dan berat 1.000 bulir akan berkurang, persentase bulir-bulir yang tidak
berkembang dan tidak dewasa bertambah.
4. Kekurangan unsur hara Kalsium (Ca)
v
Daun-daun muda selain berkeriput
mengalami perubahan warna, pada ujung dan tepi-tepinya klorosis (berubah
menjadi kuning) dan warna ini menjalar di antara tulang-tulang daun,
jaringan-jaringan daun pada beberapa tempat mati.
v
Kuncup-kuncup muda yang telah
tumbuh akan mati.
v
Pertumbuhan sistem perakarannya
terhambat, kurang sempurna malah sering salah bentuk.
v
Pertumbuhan tanaman demikian lemah
dan menderita.
5. Kekurangan unsur hara Magnesium (Mg)
v
Daun-daun tua mengalami klorosis
(berubah menjadi kuning) dan tampak di antara tulang-tulang daun, sedang
tulang-tulang daun itu sendiri tetap berwarna hijau. Bagian di antara tulang-tulang
daun itu secara teratur berubah menjadi kuning dengan bercak-bercak merah
kecoklatan.
v
Daun-daun mudah terbakar oleh
teriknya sinar matahari karena tidak mempunyai lapisan lilin, karena itu banyak
yang berubah warna menjadi coklat tua/kehitaman dan mengkerut.
v
Pada tanaman biji-bijian, daya
tumbuh biji kurang/lemah, malah kalau toh ia tetap tumbuh maka ia akan nampak
lemah sekali.
6. Kekurangan unsur hara Belerang (S)
v
Daun-daun muda mengalami klorosis
(berubah menjadi kuning), perubahan warna umumnya terjadi pada seluruh daun
muda, kadang mengkilap keputih-putihan dan kadang-kadang perubahannya tidak
merata tetapi berlangsung pada bagian daun selengkapnya.
v
Perubahan warna daun dapat pula
menjadi kuning sama sekali, sehingga tanaman tampak berdaun kuning dan hijau,
seperti misalnya gejala-gejala yang tampak pada daun tanaman teh di beberapa
tempat di Kenya yang terkenal dengan sebutan”Tea Yellow” atau”Yellow Disease”.
v
Tanaman tumbuh terlambat, kerdil,
berbatang pendek dan kurus, batang tanaman berserat, berkayu dan berdiameter
kecil.
v
Pada tanaman tebu yang menyebabkan
rendemen gula rendah.
v
Jumlah anakan terbatas.
7.
Kekurangan unsur hara
Besi (Fe)
Defisiensi (kekurangan) zat besi sesungguhnya jarang terjadi.
Terjadinya gejala-gejala pada bagian tanaman (terutama daun) kemudian
dinyatakan sebagai kekurangan tersedianya zat besi adalah karena tidak seimbang
tersedianya zat Fe dengan zat kapur (Ca) pada tanah yang berlebihan kapur dan
yang bersifat alkalis. Jadi masalah ini merupakan masalah pada daerah-daerah yang
tanahnya banyak mengandung kapur.
v
Gejala-gejala yang tampak pada
daun muda, mula-mula secara setempat-setempat berwarna hijau pucat atau hijau
kekuning-kuningan, sedangkan tulang daun tetap berwarna hijau serta
jaringan-jaringannya tidak mati.
v
Selanjutnya pada tulang daun
terjadi klorosis, yang tadinya berwarna hijau berubah menjadi kuning dan ada
pula yang menjadi putih.
v
Gejala selanjutnya yang lebih
hebat terjadi pada musim kemarau, daun-daun muda banyak yang menjadi kering dan
berjatuhan.
v
Pertumbuhan tanaman seolah
terhenti akibatnya daun berguguran dan akhirnya mati mulai dari pucuk.
8.
Kekurangan unsur hara
Mangan (Mn)
Gejala kekurangan Mangan (Mn) hampir sama dengan gejala kekurangan Besi
(Fe) pada tanaman, yaitu:
v
Pada daun-daun muda di antara
tulang-tulang dan secara setempat-setempat terjadi klorosis dari warna hijau
menjadi warna kuning yang selanjutnya menjadi putih.
v
Tulang-tulang daunnya tetap
berwarna hijau, ada yang sampai kebagian sisi-sisi dari tulang.
v
Jaringan-jaringan pada bagian daun
yang klorosis mati sehingga praktis bagian-bagian tersebut mati, mengering, ada
kalanya yang terus mengeriput dan ada pula yang jatuh sehingga daun tampak
menggerigi.
v
Pertumbuhan tanaman menjadi
kerdil, terutama pada tanaman sayuran tomat, seledri, kentang dan lain-lain,
begitu juga pada tanaman jeruk, tembakau dan kedelai.
v
Pada tanaman gandum, bagian tengah
helai daun berwarna coklat, kemudian patah.
v
Pembentukan biji-bijian kurang
baik (jelek).
9.
Kekurangan unsur hara
Tembaga/Cuprum(Cu)
Kekurangan unsur hara Tembaga (Cu) acapkali ditemukan pada tanah-tanah
organik yang agak asam, tanda-tandanya dapat dilihat sebagai berikut:
v
Pada bagian daun, terutama
daun-daun yang masih muda tampak layu dan kemudian mati (die back), sedang
ranting-rantingnya berubah warna pula menjadi coklat dan mati pula.
v
Ujung daun secara tidak merata
sering ditemukan layu, malah kadang-kadang klorosis, sekalipun
jaringan-jaringannya tidak ada yang mati.
v
Pada tanaman jeruk kekurangan
unsur hara tembaga ini menyebabkan daun berwarna hijau gelap dan berukuran
besar, ranting berwarna coklat dan mati, buah kecil dan berwarna coklat.
v
Pada bagian buah, buah-buahan
tanaman pada umumnya kecil-kecil warna coklat dan bagian dalamnya didapatkan
sejenis perekat (gum).
10. Kekurangan unsur hara Seng/Zincum (Zn)
v
Terjadi penyimpangan pertumbuhan
pada bagian daun-daun yang tua, yaitu:
·
Bentuknya lebih kecil dan sempit
daripada bentuk umumnya.
·
Klorosis terjadi di antara
tulang-tulang daun.
·
Daun mati sebelum waktunya,
kemudian berguguran dimulai dari daun-daun yang ada di bagian bawah menuju ke
puncak.
v
Pada padi sawah gejala terlihat 2
– 4 minggu setelah tanam, yaitu adanya pemutihan di bagian tengah daun.
Kekurangan yang parah menyebabkan daun tidak mau terbuka.
v
Pada tanaman jagung gejala terlihat
1 – 2 minggu setelah bibit muncul di permukaan tanah, daun-daun muda
menunjukkan garis-garis kuning dan terus menguning sampai ke dasar daun, sedang
tepi daun tetap hijau.
v
Pada kacang tanah gejala terlihat
setelah tanaman berumur 1 bulan, mula-mula jaringan di antara urat-urat dan
nampak menguning dan akhirnya hanya pada urat-urat daun saja akan tetap hijau.
Tanaman kerdil dan polong sedikit.
11. Kekurangan unsur hara Molibden (Mo)
v
Secara umum daun-daun mengalami
perubahan, kadang-kadang mengalami pengkerutan terlebih dahulu sebelum
mengering dan mati. Mati pucuk (die back) biasa pula terjadi pada tanaman yang
kekurangan unsur hara Mo.
v
Pertumbuhan tanaman tidak normal,
terutama pada tanaman sayuran. Daun keriput dan mengering.
12.
Kekurangan unsur hara
Borium (Bo)
Walaupun unsur hara Bo hanya sedikit saja yang diperlukan tanaman bagi
pertumbuhannya, tetapi kalau unsur ini tidak tersedia bagi tanaman gejalanya
cukup serius.
v
Daun-daun yang masih muda terjadi
klorosis, secara setempat-setempat pada permukaan daun bawah yang selanjutnya
menjalar kebagian tepi-tepinya. Jaringan daun mati.
v
Daun yang baru muncul tumbuh
kerdil, kuncup-kuncup mati dan berwarna kehitaman atau coklat.
v
Dapat menimbulkan penyakir
fisiologis, khususnya pada tanaman sayuran, tembakau dan apel. Malah pada
jagung bisa menimbulkan tongkol tanpa biji sama sekali.
v
Pada umbi-umbian pertumbuhannya
kerdil, terdapat bercak-bercak atau lubang berwarna hitam pada umbi.
v
Pada tanaman bayam dan selada
pucuk tanaman tumbuh tidak sempurna dan berwarna hitam.
v
Tangkai daun seledri membentuk
celah-celah dan garis-garis tak teratur berwarna coklat. Anak-anak daun seledri
berbercak-bercak coklat.
13. Kekurangan unsur hara Klorida (Cl)
v Dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang normal terutama
pada tanaman sayur-sayuran, daun tampak kurang sehat dan berwarna tembaga.
v Kadang-kadang pertumbuhan tanaman tomat, gandum dan kapas menunjukkan
gejala seperti di atas.
B. Hasil Observasi Lapangan
Tentang Defisiensi Unsur Hara
1.
Beringin (Ficus benjamina)
Fenomena/ gejala :
daun mengkerut, mengecil.
Diagnosis :
kurang Magnesium (Mg)
Teori :
kekurangan Mg akan menyebabkan daunnya berwarna pudar, lama kelamaan daun akan
mengecil dan mengkerut.
Sumber : foto pribadi
HP
2.
Angsana (Pterocarpus indicus)
Fenomena/ gejala :
daunnya kecoklatan (ada bercak-bercak coklat pada daun)
Diagnosis :
kurang Magnesium (Mg)
Teori :
kekurangan Mg dapat mengakibatkan klorosis pada daun sehingga warna daun
menjadi berwarna kecoklatan.
Sumber : foto pribadi
HP
3.
Talas (Colocasia giganteum)
Fenomena/ gejala :
daun kekuningan, tulang daun jelas hijau.
Diagnosis :
kurang zat besi (Fe)
Teori :
kekurangan Fe dapat mengakibatkan klorosis, warna hijau pada tulang daun dan
pada akhirnya menjadi kuning pucat sampai putih.
Sumber : foto pribadi
HP
4.
pepaya
Fenomena :
mati pucuk
Diagnosis :
kurang Molibdenum (Mo)
Teori :
kekurangan unsur Mo dapat mengakibatkan pertumbuhan tidak normal, hampir semua
mengalami perubahan warna, kadang-kadang daun mengkerut dan mati pucuk.
Sumber : foto pribadi
HP
5.
Ketapang (Terminalia cattapa)
Fenomena
: daunnya berwarna
tembaga
Diagnosis
: kurang klorida (Cl)
Teori
: kekurangan
unsur Cl dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman tampak kurang sehat, dan
berwarna tembaga.
Sumber
: foto pribadi HP
6.
Akasia (Acacia formis)
Fenomena :
daun tampak hijau dan kuning
Diagnosis :
kurang belerang (S)
Teori :
kekurangan unsur S dapat menyebabkan klorosis terutama pada daun muda. Perubahan
warna dapat terjadi pada keseluruhan daun (tidak setempat), warna hijau makin
pudar dan berubah menjadi hijau sangat muda atau kuning sehingga tanaman tampak
berdaun hijau dan kuning.
Sumber : foto pribadi
HP
Daftar pustaka
Sutejo,M.M.1987. Pupuk dan cara pemupukan. Rineka Cipta.
Jakarta. 177 hal.
Anonim.2012. gejala kekurangan unsur.http://pusri.wordpress.com/2007/10/01/gejala-kekurangan-unsur-hara-bagitanaman/. diakses tanggal 22 Maret 2012
Anonim.2012. gejala kekurangan unsur. http://abgorganik.wordpress.com/2007/11/15/gejala-kekurangan-unsur-hara-bagi-tanaman/. diakses tanggal
22 Maret 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar