Halaman

Kamis, 31 Mei 2012

Tugas Fisiologi Tanaman- Hormon Tumbuhan


Disusun oleh : Akhmad Bustamil

Fitohormon (Hormon Tumbuhan)
            Fitohormon adalah sekumpulan senyawa organik bukan hara (nutrien), baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil (di bawah satu milimol per liter, bahkan dapat hanya satu mikromol per liter) mendorong, menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis) tumbuhan. Hormon, vitamin dan enzim sangat erat sekali jika dihubungkan dengan fisiologi tumbuhan. Ketiganya ini sering disebut dengan Ergon yang berarti “pekerjaan”. Memang ktiga zat itu mempunyai fungsi (pekerjaan) tertentu dalam proses-proses biologi.  Kesamaan lain terdapat diantara ketiga zat tersebut ialah bahwa zat organik yang bhanaya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit benar namun jumlah yang sedikit itulah yang dapat menentukan berlangsungnya suatu proses fisiologi.

 
§      Enzim (ferment atau biokatalisator)
Enzim biasanya dikenal sebagai suatu protein yang dapat menjalankan fungsinya sebagai katalisator, jika ada bantuan dari koenzim ataupun bagian dari prostetiknya. Kebanyakan koenzim itu berupa ion-ion logam atau vitamin-vitamin terutama dari B-kompleks. 
§      Vitamin
Vitamin berasal dari kata vita (hidup) dan amin (gugusan NH2). Banyak orang yang menyangka zat-zat tersebut yang pada dasarnya npenting itu selalu bergugusan NH2. Akan tetapi, kemudian ternyata banayak zat yang disebut vitamin itu sebenarnya tidak mempunyai gugusan NH2 sama sekali.
§      Hormon
Pada saat ini dikenal lima kelompok utama hormon tumbuhan, yaitu auksin (bahasa Inggris: auxins), sitokinin (cytokinins), giberelin (gibberellins, GAs), etilena (etena, ETH), dan asam absisat (abscisic acid, ABA). Tiga kelompok yang pertama bersifat positif bagi pertumbuhan pada konsentrasi fisiologis, etilena dapat mendukung maupun menghambat pertumbuhan, dan asam absisat merupakan penghambat (inhibitor) pertumbuhan. Selain kelima kelompok itu, dikenal pula kelompok-kelompok lain yang berfungsi sebagai hormon tumbuhan namun diketahui bekerja untuk beberapa kelompok tumbuhan atau merupakan hormon sintetik, seperti brasinosteroid, asam jasmonat, asam salisilat, dan poliamina. Beberapa senyawa sintetik berperan sebagai inhibitor (penghambat perkembangan).Berikut penjelasan dari hormon dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
a.       Auksin
            Mempengaruhi pertambahan panjang batang, pertumbuhan, diferensiasi dan percabangan akar; perkembangan buah; dominansi apikal; fototropisme dan geotropisme. Tempat dihasilkannya: Meristem apikal tu-nas ujung, daun muda, embrio dalam biji.
b.      Sitokinin
Mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar; mendorong pembelahan sel dan pertumbuhan secara umum, mendorong perkecambahan; dan menunda penuaan. Tempat dihasilkannya: Pada akar, embrio dan buah, berpindah dari akar ke organ lain.
c.       Giberelin
Mendorong perkembangan biji, perkembangan kuncup, pemanjangan batang dan pertumbuhan daun; mendorong pembungaan dan perkembangan buah; mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar. Tempat dihasilkannya: Meristem apikal tunas ujung dan akar; daun muda; embrio.
d.      Asam absisat (ABA)
Menghambat pertumbuhan; merangsang penutupan  stomata pada waktu kekurangan air, memper-tahankan dormansi. Tempat dihasilkannya: Daun; batang, akar, buah berwarna hijau.
e.       Etilen
Mendorong pematangan; memberikan pengaruh yang berlawanan dengan beberapa
pengaruh auksin; mendorong atau menghambat pertumbuhan dan  perkembangan akar, daun, batang dan bunga. Tempat dihasilkannya: Buah yang matang, buku pada batang, daun yang sudah menua.
§      Zat Pengatur Tumbuh
Berbeda dengan hormon alami yang pada dasarnya sudah ada pada tumbuhan, akan tetapi ZPT merupakan hormon yang sengaja dibuat manusia sebagai kebutuhan tambahan pada tumbuhan. Berikut penjelasan beberapa macam Zat Pengatur Tumbuh, yaitu:
a.       Auksin
Auksin  adalah zat aktif dalam system perakaran. Senyawa ini membantu proses pembiakkan vegetatif. Pada satu sel auksin dapat mempengaruhi pemanjangan sel, pembelahan sel dan pembentukan akar. Beberapa type auksin aktif dalam konsentrasi yang sangat rendah antara 0.01 to 10 mg/L.
b.      Sitokinin
Sitokinin merangsang pembelahan sel, pertumbuhan tunas, dan mengaktifkan gen serta aktifitas metabolis secara umum.pada saat yang sama sitokinin menghambat pembentukan akar. oleh karenanya sitokinin sangat berguna pada proses kultur jaringan dimana dibutuhkan pertumbuhan yang cepat tanpa pembentukan perakaran. secara umum konsntrasi sitokinin yang digunakan antara 0.1 to 10 mg/L.
c.       Giberellin
Gibberellin adalah turunan dari asam gibberelat. Merupakan hormon tumbuhan alami yang merangsang pembungaan, pemanjangan batang dan membuka benih yang masih dorman. Ada sekitar 100 jenis gibberellin, namun Gibberellic acid (GA3)-lah yang paling umum digunakan.
d.      Asam absisat
Asam Abscisat (ABA) adalah penghambat pertumbuhan merupakan lawan dari gibberellins, hormon ini memaksa dormansi, mencegah biji dari perkecambahan dan menyebabkan rontoknya daun, bunga dan buah. Secara alami tingginya konsentrasi asam abscisat ini dipicu oleh adanya stress oleh lingkungan misalnya kekeringan.
e.       Ethylene
Ethylene merupakan senyawa unik dan hanya dijumpai dalam bentuk gas. senyawa ini memaksa pematangan buah, menyebabkan daun tanggal dan  merangsang penuaan. Tanaman sering meningkatkan produksi ethylene sebagai respon terhadap stress dan sebelum mati. Konsentrasi Ethylene fluktuasi terhadap musim untuk mengatur kapan waktu menumbuhkan daun dan kapan mematangkan buah.



Daftar Pustaka

Dwidjoseputro. 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 232 hal.
Putra, K. 2008. Hormon tumbuhan  dan zat pengatur tumbuhan. http://putrakencanaarta.wordpress.com/2008/06/17/hormon-tumbuhan-dan pengatur-tumbuh / diakses tanggal 15 Mei 2012.
Anonim.  2012.  Hormon tumbuhan. http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon_tumbuhan.  diakses tanggal 15 Mei 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar