Disusun oleh : Akhmad Bustamil
Fitohormon (Hormon Tumbuhan)
Fitohormon
adalah sekumpulan senyawa organik bukan hara (nutrien), baik yang terbentuk
secara alami maupun dibuat oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil (di
bawah satu milimol per liter, bahkan dapat hanya satu mikromol per liter)
mendorong, menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan
(taksis) tumbuhan. Hormon, vitamin dan enzim sangat erat sekali jika
dihubungkan dengan fisiologi tumbuhan. Ketiganya ini sering disebut dengan Ergon yang berarti “pekerjaan”. Memang
ktiga zat itu mempunyai fungsi (pekerjaan) tertentu dalam proses-proses
biologi. Kesamaan lain terdapat diantara
ketiga zat tersebut ialah bahwa zat organik yang bhanaya dibutuhkan dalam
jumlah yang sedikit benar namun jumlah yang sedikit itulah yang dapat
menentukan berlangsungnya suatu proses fisiologi.
§
Enzim (ferment atau biokatalisator)
Enzim biasanya dikenal sebagai suatu protein yang
dapat menjalankan fungsinya sebagai katalisator, jika ada bantuan dari koenzim
ataupun bagian dari prostetiknya. Kebanyakan koenzim itu berupa ion-ion logam
atau vitamin-vitamin terutama dari B-kompleks.
§
Vitamin
Vitamin berasal dari kata vita (hidup) dan amin (gugusan
NH2). Banyak orang yang menyangka
zat-zat tersebut yang pada dasarnya npenting itu selalu bergugusan NH2. Akan
tetapi, kemudian ternyata banayak zat yang disebut vitamin itu sebenarnya tidak
mempunyai gugusan NH2 sama sekali.
§
Hormon
Pada saat ini dikenal lima kelompok utama hormon
tumbuhan, yaitu auksin (bahasa Inggris: auxins), sitokinin (cytokinins),
giberelin (gibberellins, GAs), etilena (etena, ETH), dan asam absisat (abscisic
acid, ABA). Tiga kelompok yang pertama bersifat positif bagi pertumbuhan pada
konsentrasi fisiologis, etilena dapat mendukung maupun menghambat pertumbuhan,
dan asam absisat merupakan penghambat (inhibitor) pertumbuhan. Selain kelima
kelompok itu, dikenal pula kelompok-kelompok lain yang berfungsi sebagai hormon
tumbuhan namun diketahui bekerja untuk beberapa kelompok tumbuhan atau
merupakan hormon sintetik, seperti brasinosteroid, asam jasmonat, asam
salisilat, dan poliamina. Beberapa senyawa sintetik berperan sebagai inhibitor
(penghambat perkembangan).Berikut penjelasan dari hormon dibagi menjadi
beberapa macam, yaitu :
a.
Auksin
Mempengaruhi
pertambahan panjang batang, pertumbuhan, diferensiasi dan percabangan akar;
perkembangan buah; dominansi apikal; fototropisme dan geotropisme. Tempat
dihasilkannya: Meristem apikal tu-nas ujung, daun muda, embrio dalam biji.
b.
Sitokinin
Mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar;
mendorong pembelahan sel dan pertumbuhan secara umum, mendorong perkecambahan;
dan menunda penuaan. Tempat dihasilkannya: Pada akar, embrio dan buah,
berpindah dari akar ke organ lain.
c.
Giberelin
Mendorong
perkembangan biji, perkembangan kuncup, pemanjangan batang dan pertumbuhan
daun; mendorong pembungaan dan perkembangan buah; mempengaruhi pertumbuhan dan
diferensiasi akar. Tempat dihasilkannya: Meristem apikal tunas ujung dan akar;
daun muda; embrio.
d.
Asam absisat
(ABA)
Menghambat
pertumbuhan; merangsang penutupan
stomata pada waktu kekurangan air, memper-tahankan dormansi. Tempat
dihasilkannya: Daun; batang, akar, buah berwarna hijau.
e.
Etilen
Mendorong
pematangan; memberikan pengaruh yang berlawanan dengan beberapa
pengaruh
auksin; mendorong atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan akar, daun, batang dan bunga. Tempat
dihasilkannya: Buah yang matang, buku pada batang, daun yang sudah menua.
§
Zat Pengatur Tumbuh
Berbeda
dengan hormon alami yang pada dasarnya sudah ada pada tumbuhan, akan tetapi ZPT
merupakan hormon yang sengaja dibuat manusia sebagai kebutuhan tambahan pada
tumbuhan. Berikut penjelasan beberapa macam Zat Pengatur Tumbuh, yaitu:
a.
Auksin
Auksin adalah zat aktif dalam system perakaran.
Senyawa ini membantu proses pembiakkan vegetatif. Pada satu sel auksin dapat
mempengaruhi pemanjangan sel, pembelahan sel dan pembentukan akar. Beberapa
type auksin aktif dalam konsentrasi yang sangat rendah antara 0.01 to 10 mg/L.
b.
Sitokinin
Sitokinin
merangsang pembelahan sel, pertumbuhan tunas, dan mengaktifkan gen serta
aktifitas metabolis secara umum.pada saat yang sama sitokinin menghambat
pembentukan akar. oleh karenanya sitokinin sangat berguna pada proses kultur
jaringan dimana dibutuhkan pertumbuhan yang cepat tanpa pembentukan perakaran.
secara umum konsntrasi sitokinin yang digunakan antara 0.1 to 10 mg/L.
c.
Giberellin
Gibberellin
adalah turunan dari asam gibberelat. Merupakan hormon tumbuhan alami yang
merangsang pembungaan, pemanjangan batang dan membuka benih yang masih dorman.
Ada sekitar 100 jenis gibberellin, namun Gibberellic acid (GA3)-lah yang paling
umum digunakan.
d.
Asam absisat
Asam
Abscisat (ABA) adalah penghambat pertumbuhan merupakan lawan dari gibberellins,
hormon ini memaksa dormansi, mencegah biji dari perkecambahan dan menyebabkan
rontoknya daun, bunga dan buah. Secara alami tingginya konsentrasi asam
abscisat ini dipicu oleh adanya stress oleh lingkungan misalnya kekeringan.
e.
Ethylene
Ethylene
merupakan senyawa unik dan hanya dijumpai dalam bentuk gas. senyawa ini memaksa
pematangan buah, menyebabkan daun tanggal dan
merangsang penuaan. Tanaman sering meningkatkan produksi ethylene
sebagai respon terhadap stress dan sebelum mati. Konsentrasi Ethylene fluktuasi
terhadap musim untuk mengatur kapan waktu menumbuhkan daun dan kapan
mematangkan buah.
Daftar Pustaka
Dwidjoseputro. 1994.
Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 232
hal.
Putra, K. 2008. Hormon
tumbuhan dan zat pengatur tumbuhan. http://putrakencanaarta.wordpress.com/2008/06/17/hormon-tumbuhan-dan
pengatur-tumbuh / diakses tanggal 15 Mei 2012.
Anonim. 2012.
Hormon tumbuhan. http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon_tumbuhan. diakses tanggal 15 Mei 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar