Problematika Rekayasa Budidaya Tanaman
Penyiapan Lahan
Dosen Pengampu : Ir. Titiek Widyastuti, MS
Disusun oleh:
1.
Akhmad Bustamil 20110210049
2.
Ardiana Seto Nugroho 20110210046
3.
Aditya Yudha Ramdhoni 20110210058
4.
Marzuki Masrian 20110210061
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2012
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tanaman
utama pertanian di Indonesia adalah padi. Padi merupakan tanaman pangan yang
menghasilkan beras sebagai sumber makanan pokok sebagian besar penduduk
Indonesia. Pada pelita IV Indonesia pernah menjadi salah satu negara
pengeksport beras yaitu dengan dicapainya swasembada beras. Namun saat ini
Indonesia kembali terpuruk menjadi negara pengimport beras. Demikian juga lahan
pertanian yang semakin sempit sebagai salah satu penyebab utamanya.
Pada
saat sekarang, intensifikasi pertanian perlu dilakukan karena mengingat lahan
pertanian yang semakin sempit akibat alih fungsi lahan pertanian menjadi non
pertanian (>500 Ha/tahun) dan akibat pengaruh era globalisasi. Intensifikasi
tersebut merupakan pengolahan lahan pertanian yang ada dengan sebaik-baiknya
untuk meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan berbagai sarana. Adapun
sapta usaha tani dalam bidang pertanian meliputi kegiatan sebagai berikut :
pengolahan tanah yang tepat, pengairan yang teratur, pemilihan bibit unggul,
pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit tanaman, pengolahan pasca panen dan
pemasaran.
Pemupukan
merupakan salah satu cara yang harus dilakukan untuk meningkatkan produksi
padi. Sementara itu penggunaan pupuk anorganik secara intensif dan pengunaan
lahan secara terus menerus untuk mengejar hasil yang tinggi akan menyebabkan
degradasi lahan, seperti menurunkan kandungan bahan organik dan khususnya
kesuburan tanah sehingga produktivitas lahan juga menurun. Oleh karena itu
pemanfaatan bahan organik sebagai pupuk organik yang dapat mensuplai kebutuhan
unsur hara tanaman padi sangat perlu untuk dilakukan.
Petani melupakan salah satu sumber daya
yang dapat mempertahankan kesuburan dan bahan organik tanah, yaitu dengan
menggunakan jerami dan pupuk kandang . Pupuk kandang merupakan pupuk yang
penting di Indonesia. Selain jumlah ternak lebih tinggi sehingga volume bahan
ini besar, secara kualitatif relatif lebih kaya hara dan mikrobia dibandingkan
limbah pertanian. Petani tradisional sering tidak memanfaatkan jerami sebagai
bahan organik. Petani lebih sering membakar jerami padi tersebut. Pemanfaatan
jerami sisa panen padi untuk kompos secara bertahap dapat mengembalikan
kesuburan tanah dan meningkatkan produksi padi. Penggunaan bahan organik
bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia, sehingga dosis
pupuk dan dampak pencemaran lingkungan akibat penggunaan pupuk kimia dapat
secara nyata dikurangi.
B. SEKILAS TENTANG TANAMAN PADI
a. Arti penting dan Manfaat Padi bagi kehidupan manusia
Padi
merupakan tanaman yang paling penting di Indonesia, karena Padi merupakan
bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan
pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Selain di Indonesia Padi juga menjadi makanan pokok
negara-negara di benua Asia lainnya seperti China, India, Thailand, Vietnam dan
lain-lain. Meskipun
padi dapat digantikan oleh makanan lainnya, namun padi memiliki nilai
tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah
digantikan oleh bahan makanan yang lain. Padi adalah salah satu bahan makanan
yang mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab
didalamnya terkandung bahan yang mudah diubah menjadi energi. Oleh karena itu
padi disebut juga makanan energi.
Menurut Collin Clark Papanek, nilai gizi yang
diperlukan oleh setiap orang dewasa adalah 1821 calori yang apabila disetarakan
dengan beras maka setiap hari diperlukan beras sebanyak 0,88 kg. Beras
mengandung berbagai zat makanan antara lain: karbohidrat, protein, lemak, serat
kasar, abu dan vitamin. Disamping itu beras mengandung beberapa unsur mineral
antara lain: kalsium, magnesium, sodium, fosphor dan lain sebagainya.
Negara
produsen padi terkemuka adalah Republik Rakyat Cina (31% dari total produksi
dunia), India (20%), dan Indonesia (9%). Namun hanya sebagian kecil produksi
padi dunia yang diperdagangkan antar negara (hanya 5%-6% dari total produksi
dunia). Thailand merupakan pengekspor padi utama (26% dari total padi yang
diperdagangkan di dunia) diikuti Vietnam (15%) dan Amerika Serikat (11%).
Indonesia merupakan pengimpor padi terbesar dunia (14% dari padi yang
diperdagangkan di dunia) diikuti Bangladesh (4%), dan Brazil (3%).
b. Jenis Tanaman
Padi
merupakan tanaman berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian ini berasal dari
dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Bukti sejarah
memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina) sudah dimulai pada 3.000
tahun SM. Fosil butir padi dan gabah ditemukan di Hastinapur Uttar Pradesh
India sekitar 100-800 SM. Selain Cina dan India, beberapa wilayah asal padi
adalah Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos, Vietnam.
Klasifikasi
botani tanaman padi adalah sebagai berikut :
Ø Divisi : Spermatophyta
Ø Sub divisi : Angiospermae
Ø Kelas : Monotyledonae
Ø Keluarga : Gramineae (Poaceae)
Ø Genus : Oryza
Ø Spesies : Oryza spp
c. Jenis-jenis Padi
1.
Padi
Gogo
Di
beberapa daerah tadah hujan orang mengembangkan padi gogo, suatu tipe padi
lahan kering yang relatif toleran tanpa penggenangan seperti di sawah. Di
Lombok dikembangkan sistem padi gogo rancah, yang memberikan penggenangan dalam
selang waktu tertentu sehingga hasil padi meningkat.
2.
Padi
rawa
Padi rawa atau padi pasang surut
tumbuh liar atau dibudidayakan di daerah rawa-rawa. Selain di Kalimantan, padi
tipe ini ditemukan di lembah Sungai Gangga. Padi rawa mampu membentuk batang
yang panjang sehingga dapat mengikuti perubahan kedalaman air yang ekstrim
musiman.
3.
Padi
Pera
Padi pera adalah padi dengan kadar
amilosa pada pati lebih dari 20% pada berasnya. Butiran nasinya jika ditanak
tidak saling melekat. Lawan dari padi pera adalah padi pulen. Sebagian besar
orang Indonesia menyukai nasi jenis ini dan berbagai jenis beras yang dijual di
pasar Indonesia tergolong padi pulen.
4.
Padi
Ketan
Ketan (sticky rice), baik yang putih
maupun merah/hitam, sudah dikenal sejak dulu. Padi ketan memiliki kadar amilosa
di bawah 1% pada pati berasnya.
5.
Padi
Wangi
Padi wangi atau harum (aromatic
rice) dikembangkan orang di beberapa tempat di Asia, yang terkenal adalah ras
Cianjur Pandanwangi (sekarang telah menjadi kultivar unggul) dan rajalele.
Kedua kultivar ini adalah varietas javanica yang berumur panjang.
d. Syarat Tubuh
Tanaman padi
dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air.
Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih, dengan distribusi
selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500 -2000 mm.
Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23 °C.
Tinggi tempat
yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara 0 -1500 m dpl. Tanah yang baik
untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir,
debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam
jurnlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara 18 -22 cm dengan pH antara 4 -7.
II. KASUS
Kasus 5.
Pak
Binu seorang petani mempunyai lahan dengan irigasi teknis. Ia selalu memanfaatkan
lahannya dengan budidaya tanaman Padi secara terus menerus. Namun beberapa
tahun terakhir ia mendapati hasil padinya menurun. Identifikasi lapangan
menunjukkan kondisi lahan kurang baik, tanah terlihat keras dan biologi tanah
kurang berkembang. Upaya apa yang harus di lakukan agar hasil tanam yang akan
datang lebih baik?
III. PERMASALAHAN
Berdasarkan identifikasi lapangan yang
ada di dalam kasus bahwa penurunan hasil produktivitas padi yang ada di lahan
pak Binu terjadi kerena pengaruh dari kondisi lahan yang kurang baik. Hasil
identifikasi menunjukkan bahwa kondisi lahan tersebut terlihat kurang baik,
tanah mengeras dan biologi tanah kurang
berkembang. Dari hasil identifikasi tersebut, kemungkinan masalah yang terjadi
dalam kasus ini adalah pengaruh sistem budidaya dengan pola tanam monokultur
yang tergantung pada penggunaan pupuk kimia secara terus-menerus, hal menyebabkan
terjadinya pemadatan pada tanah. Selain itu pemupukan dengan pupuk sintetis
kimiawi secara berlebihan dapat menyebabkan pelindian (washing) yang
justru mengurangi kadar bahan orgaik tanah atau unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman.
IV. ANALISIS MASALAH
Dalam pembudidayaan tanaman Padi secara
monokultur, penggunaan pupuk anorganik (kimia sintetis) sangat berlebih oleh
petani, sehingga menyebabkan berbagai macam dampak diantaranya sifat fisik,
kimia dan biologi tanah pada lahan pertanian.
Pengaruh hal tersebut terhadap sifat
fisik tanah yakni solum tanahnya menjadi dangkal dan tanah menjadi keras. Tanah yang sudah mengeras, artinya kandungan bahan
organiknya sudah minim atau bahkan tidak ada. Hal ini bisa disebabkan pemakaian
pupuk anorganik atau pupuk yang berbahan amina yang terus menerus, Pupuk
anorganik misalnya Urea, ZA, TSP. SP36. NPK dsb, sedangkan pupuk yang berbahan
amina misalnya tetes limbah pabrik gula atau limbah pabrik bumbu masak.
Pengaruhnya terhadap sifat kimia adalah pH tanahnya menjadi masam
karena zona akar didominasi oleh ion H+ yang menyebabkan Al dan Fe
terikat sehingga mengakibatkan racun dalam tanah dan unsur makro maupun mikro
hilang. Kemudian pada sifat biologis adalah mikroorganisme yang ada dalam
tanah mati, karena pemadatan tanah serta tidak tersedianya O2.
Selain itu pemadatan tanah juga berdampak pada penyerapan
unsur hara dan air. Unsur hara yang diserap tidak efektif karena ikut terbawa
air sehingga tanaman kekurangan unsur N yang mengakibatkan warna kekuningan
pada tanaman padi.
V. PENYELESAIAN
ü
Solusi permasalahan pada sistem budidaya tanaman Padi
dengan pola tanam monokultur yakni dengan penggunaan pupuk kandang yang lebih banyak
dari pupuk sintetis yang bertujuan untuk memperbaiki unsur tanah dan menambah
unsur hara serta mikroorganisme dalam tanah. Perbandingan yang dianjurkan
adalah 3:1 (3 = pupuk kandang, 1= pupuk sintetis). dengan aplikasi pupuk
kandang diberikan dahulu. Setelah seminggu didekomposisikan baru kemudian
ditambah pupuk anorganik.
ü
Cara mengolah lahan agar kesuburannya tetap terjaga ;
1. Dianjurkan
untuk tidak selalu mengolah tanah secara mekanis, misalnya dengan traktor,
karena akan terjadi pemadatan di tanah.
2. Tambahkan
bahan organik pada tanah tersebut. Penambahan bahan organik ini bisa dengan
menambahkan pupuk organik seperti kompos, pupuk kandang, jerami, dan pupuk hijau.
Setelah pemberian pupuk ini, lahan di "Lep" ( di genangi air ) sampai
becek, biarkan paling tidak 2 hari.
3.
Setelah proses
ini jangan lagi menggunakan pupuk anorganik atau pupuk amina dulu dan lebih
baik lahan ini diistirahatkan dulu, agar organisme baik berproses membentuk
bahan organik yang nantinya akan menggemburkan tanah. Pertahankan tanah agar selalu
berkelembaban tinggi.
4.
Melakukan pengolahan
dan pemeliharaan lahan secara efektif yang di dalamnya meliputi pembajakan,
penggaruan, pencangkulan, pembersihan dll.
ü Padi
di daerah tropis ditanam dengan berbagai system, salah satu sistem yang
digunakan untuk menunjang produksi padi adalah sistem SRI (System of Rice
Intensification). Sistem SRI berbeda dari sistem konvensional yang sering
digunakan oleh petani. Bedanya dapat dilihat dari sistem penanaman, penggunaan
pupuk maupun jarak tanamnya. Kelebihan metode SRI adalah tanaman hemat air,
hemat biaya, hemat waktu, hemat bibit, ramah lingkungan, dan produksi
meningkat. Hasil penelitian di Madagaskar pada beberapa jenis tanah tidak subur
yang produksi normalnya 2 ton/ha, petani yang menggunakan SRI memperoleh hasil
panen lebih dari 8 ton/ha, beberapa petani memperoleh 10 – 15 ton/ha, bahkan
ada yang mencapai 20 ton/ha (Barkelaar 2002).
VI. KESIMPULAN
Dari hasil analis masalah dapat disimpulkan bahwa masalah yang terjadi
pada lahan sawah Pak Binu disebabkan oleh teknik budidaya padi dengan pola
tanam monokultur yang bergantung pada penggunaan pupuk kimia secara terus
menerus yang mengakibatkan tanah pada lahan menjadi keras dan sifat biologis
menurun karena mikrobia yang ada didalam tanah tersebut mati dan berkurang
akibat dari mengerasnya tanah tersebut. Solusi
dari permasalahan tersebut adalah petani harus lebih mempelajari
teknik-teknik pengolahan lahan dalam budidaya tanaman Padi menggunakan teknik
budidaya monokultur.
DAFTAR PUSTAKA
Geguritan. 2012. Budidaya tanaman padi. http://konsultasisawit.blogspot.com/2012/03/cara-budidaya-padi-sawah-dan-darat.html.
diakses tanggal 19 Oktober 2012
AAK. 1981. Tanah dan Pertanian. Penerbit Kanisius: Yogyakarta. hal
35-37
Anonim. 2012. Sekilas tanaman padi. http://htn-alatpertanian.blogspot.com/.
diakses tanggal 17 Oktober 2012
Ayu, andini, dan nasiratun. 2010. Dampak penggunaan pupuk kimia berlebihan. http://www.scribd.com/doc/46939030/Dampak-Penggunaan-Berlebih-Pupuk-Kimia-Di-Tanah.
diakses tanggal 17 oktober 2012
Siregar, H. 1981. Budidaya tanaman padi di Indonesia. Jakarta: P.T.
Sastra Husada.
Hardjowigeno, S. Dan Rayes, L. 2005. Tanah Sawah (Karakteristik,
Kondisi dan Permasalahan tanah sawah di Indonesia). Malang: Bayumedia
Publising.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar